Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Disentri: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan, dll.

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

disentri-doktersehat

DokterSehat.Com – Apakah Anda sedang mengalami sakit perut, perut mual, demam, dan feses yang dikeluarkan berdarah serta berlendir? Hati-hati, bisa jadi Anda terkena penyakit disentri. Lantas, apa itu disentri? Apa gejala disentri? Apa penyebab disentri? Apa komplikasi disentri? Apa obat disentri yang harus dikonsumsi?

Apa Itu Disentri?

Disentri adalah kondisi di mana usus mengalami peradangan yang kemudian menyebabkan diare. Saat Anda mengalami disentri, frekuensi buang air besar (BAB) akan lebih sering, pun diikuti oleh sejumlah gejala lainnya seperti perut sakit dan feses yang berdarah.

Kondisi lingkungan sekitar yang tidak higienis, konsumsi makanan yang tercemar, hingga kebiasaan malas mencuci tangan sehabis dari toilet adalah faktor-faktor pemicu terserangnya tubuh oleh disentri. Selain itu, kontak fisik dengan penderita disentri juga turut berkontribusi dalam penyebaran penyakit ini.

Penyebab Disentri

Penyebab disentri dibagi menjadi 2, yakni berdasarkan mikroorganisme yang menginfeksinya, apakah bakteri atau amoeba. Berikut adalah penjelasannya.

1. Disentri Akibat Infeksi Bakteri (Baccilary Dysentery atau Shigellosis)

Penyebab disentri yang pertama yakni infeksi usus oleh bakteri. Bakteri penyebab disentri sendiri terdiri dari:

  • Shigella
  • Campylobacter
  • Coli
  • Salmonella

Shigella menjadi bakteri yang paling sering menginfeksi usus sehingga menyebabkan disentri. Bakteri ini biasanya terdapat di dalam tinja dari orang yang terinfeksi dan dapat menyebar lewat sejumlah cara, seperti tangan yang tidak dicuci sampai bersih sehabis BAB, dan mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi.

Sayangnya, kontak fisik dapat menyebabkan Anda terkena disentri ini, sekalipun Anda rutin mencuci tangan dan makan makanan yang terjamin higienitasnya. Oleh sebab itu, penting sekali bagi kita semua untuk senantiasa menjaga kebersihan diri dan lingkungan guna mencegah penyebaran bakteri disentri ini.

2. Disentri Akibat Infeksi Amoeba (Amoebiasis)

Selain bakteri, penyebab disentri juga bisa karena infeksi amoeba yang bernama entamoeba histolytica. Sama seperti disentri akibat bakteri, disentri akibat amoeba juga dikarenakan kondisi lingkungan yang tidak higienis, kontak fisik dengan orang yang terkena disentri, dan konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi.

Ciri dan Gejala Disentri

Karena disentri ini berkaitan dengan sistem pencernaan, tepatnya usus, maka gejala yang muncul berada di sekitar area perut. Umumnya, gejala disentri berupa:

  • Demam
  • Nyeri atau kram perut
  • Perut terasa mual
  • Buang air besar berkali-kali dalam sehari
  • Feses berdarah dan berlendir

Disentri akan muncul sekitar 1 sampai 2 hari pasca usus terinfeksi bakteri. Disentri tidak mengenal usia, namun anak-anak dan lansia lebih rentan terhadap infeksi bakteri penyebab disentri ini dan biasanya harus menjalani rawat inap guna menyembuhkan penyakitnya.

Apabila Anda mengalami satu atau lebih dari gejala disentri tersebut, segera periksakan diri ke dokter untuk dilakukan penanganan medis lebih lanjut.

Komplikasi Disentri

Jika tidak segera ditangani, bukan tidak mungkin disentri akan menyebabkan komplikasi kesehatan serius yang membahayakan diri Anda.

1. Infeksi Aliran Darah (Septisemia)

Infeksi aliran darah (septisemia) adalah kondisi di mana bakteri berhasil masuk ke dalam aliran darah. Kendati jarang terjadi, Anda tetap harus mewaspadai kemungkinan terjadinya septisemia ini, ya.

Contoh penyakit yang berpotensi menyebabkan septisemia di antaranya HIV/AIDS, kanker, atau mereka yang sedang menjalani kemoterapi.

2. Sindrom Uremik Herolitik (HUS)

Sindrom Uremik Herolitik (HUS) adalah kondisi ketika infeksi yang menyerang sistem pencernaan memproduksi racun yang kemudian merusak sel darah merah. HUS ini tergolong penyakit serius sehingga ketika Anda didiagnosis menderita HUS, maka penanganan medis khusus mutlak untuk segera dilakukan untuk mencegah kondisinya bertambah parah.

3. Artritis

Komplikasi disentri berupa radang snedi (artritis) berkontribusi sekitar 2 persen dari total komplikasi disentri yang mungkin terjadi. Artritis terjadi jika bakteri yang menginfeksi adalah bakteri shigella berjenis shigella flexneri.

Saat mengidap artritis, Anda akan merasakan sejumlah gejala, seperti:

  • Nyeri sendi
  • Iritasi mata
  • Buang air kecil terasa sakit

Komplikasi disentri yang satu ini dapat berlangsung selama berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan. Oleh karena itu, saat Anda menderita disentri, segera lakukan penanganan medis sebelum bertambah parah.

4. Abses Hati

Disentri yang disebabkan oleh infeksi amoeba (amoebiasis) juga bisa menimbulkan komplikasi disnetri berupa penyakit abses hati, meskipun jarang terjadi. Jika terus dibiarkan, infeksi dapat menjalar ke paru-paru bahkan ke otak.

5. Kejang-Kejang

Pada anak-anak, komplikasi disentri yang umum terjadi adalah kejang-kejang. Belum ada penjelasan medis yang kuat terkait komplikasi disentri yang satu ini. Kejang-kejang tidak berbahaya karena biasanya akan hilang dalam beberapa hari tanpa perlu obat-obatan. Namun jika kejang-kejang tak kunjung reda, segera periksakan diri ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.

Baca Juga: Gagal Jantung Kongestif (CHF): Penyebab, Gejala, Diagnosis, dll

Diagnosis Disentri

Manakala Anda merasakan gejala disentri, segera kunjungi dokter agar dilakukan pemeriksaan. Dokter akan melakukan sejumlah prosedur pemeriksaan guna memastikan ada atau tidaknya indikasi disentri pada tubuh Anda.

1. Anamnesis

Dokter akan mengajukan beberapa pertanyaan kepada Anda guna mendapatkan simpulan awal (hipotesis). Biasanya diawali dengan keluhan yang Anda alami, riwayat penyakit, gaya hidup, hingga konsumsi makanan atau minuman sehari-hari.

2. Pemeriksaan Fisik

Prosedur diagnosis selanjutnya yakni dengan melakukan pemeriksaan fisik. Dokter akan memeriksa area perut, hingga berat badan Anda. Setelah itu, kemungkinan dokter akan memberikan resep obat, atau melakukan prosedur selanjutnya guna memastikan lagi penyebab pasti disentri yang Anda derita.

3. Pemeriksaan Penunjang

Pada beberapa kasus disentri kronik, dokter akan melakukan serangkaian prosedur penunjang, yaitu:

  • Pemeriksaan Laboratorium

Dokter akan mengambil sampel feses Anda. Setelah itu, dokter akan memeriksa apakah di dalam feses Anda terdapat bakteri atau amoeba penyebab disentri tersebut.

  • USG

Sementara itu, jika disentri telah menimbulkan komplikasi berupa abses hati, dokter akan mengambil sampel darah pasien, atau melakukan cek USG di area perut guna melihat kondisi hati (liver) yang mengalami abses akibat disentri ini.

  • Kolonoskopi

Kolonoskopi adalah prosedur pemeriksaan medis dengan cara memasukkan kamera ke dalam tubuh melalui lubang anus guna melihat kondisi usus. Sebelum menerapkan prosedur kolonoskopi, dokter akan meminta Anda untuk melakukan diet singkat selama beberapa hari sebelumnya, juga memberikan obat pencahar dan obat penenang.

Pengobatan Disentri

Cara mengobati disentri berbeda-beda, tergantung dari seberapa parah disentri yang dialami. Lazimnya, dokter akan memberikan resep obat untuk mengatasi disentri. Berikut adalah beberapa contoh obat disentri yang bisa dikonsumsi.

1. Antibiotik

Antibiotik adalah obat untuk disentri yang paling efektif. Obat ini bertugas untuk membasmi bakteri dan amoeba penyebab disentri. Contoh antibiotik untuk menghilangkan disentri adalah:

  • Ciprofloxacin
  • Ceftriaxone
  • Ampisilin
  • Metronidazole
  • Tinidazole

2. Oralit

Selain antibiotik, larutan oralit adalah obat ampuh untuk mengatasi diare yang disebabkan oleh disentri. Oralit bisa Anda temukan di apotek, atau dibuat sendiri dengan melarutkan gula dan garam di dalam air putih. Ingat, tanyakan dulu kepada dokter untuk mendapatkan dosis ideal dari oralit ini.

Pencegahan Disentri

Sejatinya, disentri dapat dicegah dengan menerapkan hal-hal berikut ini:

  • Istirahat yang cukup
  • Menghindari makanan pedas
  • Minum air putih yang cukup
  • Menjaga kebersihan tubuh, terutama tangan dan saluran pembuangan (ekskresi)
  • Menjaga kebersihan lingkungan
  • Mengonsumsi makanan yang sudah teruji higienitasnya

Itu dia informasi mengenai disentri. Menerapkan hidup yang sehat dan peduli dengan kebersihan adalah kunci utama untuk menghindari diri Anda dan keluarga dari disentri. Jadi, jaga selalu kebersihan diri dan lingkungan, ya. Semoga bermanfaat!



Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Post a Comment for "Disentri: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan, dll."