Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Profil Syekh Ali Jaber, Sosok Ulama Yang Cinta Indonesia

 


Innalillahi wainna ilaihi rajiun, ulama sekaligus pendakwah asal Madinah, Arab Saudi, yang berkewarganegaraan Indonesia, Syekh Ali Jaber, meninggal dunia pada Kamis (14/1/2021) pagi tadi. Pendakwah karismatik itu meninggal dunia setelah dinyatakan mengidap penyakit Covid-19, meskipun kesehatannya sempat dikabarkan membaik. Ustaz Yusuf Mansur bahkan menyatakan bahwa Syekh Ali Jaber sudah dinyatakan negatif virus corona. 

Kabar ini tentu saja mengagetkan ummat islam di Indonesia. Indonesia kehilangan salah satu ulama kharismatik yang begitu luar biasa dalam berdakwah. Sosok ulama yang begitu dekat dengan ummat itu kini telah tiada, namun peran dakwahnya begitu nyata di bumi nusantara.

Sejarah Singkat Syekh Ali Jaber

Sejak kecil Syekh Ali Jaber dapat bimmbingan agama oleh ayahnya. Ayahnya adalah penceramah agama yang mengharapakan anaknya menjadi seperti dirinya. Syekh Ali Jaber sejak kecil belajar Alquran. Ia merasa punya beban dan tanggung jawab atas keinginan ayahnya. Apalagi dia anak pertama yang diharapkan meneruskan perjuangan ayahnya.

Oleh karena itu, dalam perjalanan hidupnya, Syekh Ali Jaber menyadari akan kebutuhan sendiri untuk menghapal Alquran. Tak heran pada usia anak-anak, 10 tahun, Syekh Ali Jaber sudah menghapal 30 juz Alquran. Bahkan sejak usia 13 tahun, ia  diamanahkan menjadi imam masjid di salah  satu masjid di Kota Madinah.

Ia mendapatkan pendidikan formal dari ibtidaiyah hingga aliyah di Madinah. Setelah lulus sekolah menengah, ia melanjutkan pendidikan khusus pendalaman Alquran kepada tokoh dan ulama ternama yang berada di Madinah dan luar Madinah, Arab Saudi.

Di antaranya Syekh Muhammad Husein Al Qari’ (Ketua Ulama Qira’at di Pakistan), Syekh Said Adam (Ketua Pengurus Makam Rasulullah), Syeikh Khalilul Rahman (Ulama Alquran di Madinah dan Ahli Qiraat), Syekh Khalil Abdurahman (seorang ulama ahlul Quran di Kota Madinah), Syeikh Abdul Bari’as Subaity (Imam Masjid Nabawi dan Masjidil Haram), Syeikh Prof. Dr. Abdul Azis Al Qari’ (Ketua Majelis Ulama Percetakan Al-Qur’an Madinah dan Imam Masjid Quba),  dan Syeikh Muhammad Ramadhan (Ketua Majelis Tahfidzul Qur’an di Masjid Nabawi).

Selama penggembelangan dirinya, ia juga rutin mengajar dan berkdakwah khususnya di tempat tinggalnya, yakni masjid tempat ayahnya mensyiarkan Islam dan Ilmu Alquran. Selama di Madinah ini, ia juga aktif sebagai guru hapalan AlQur’an di Masjid Nabawi dan menjadi imam salat di salah satu masjid Kota Madinah.

Pada tahun 2008, kala itu usianya 32 tahun, Syekh Ali Jabir terbang ke Indonesia. Ia menuju ke Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), asal istrinya tinggal. Di sini ia menjadi guru tahfidz (hapalan) Quran, Imam salat, khatib di Masjid Agung Al- Muttaqin Cakranegara Lombok, NTB, Indonesia.

Kariernya berlanjut saat ia diminta menjadi Imam salat tarawih di Masjid Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta. Selain itu, ia juga menjadi pembimbing tadarus Quran dan imam salat Ied di Masid Sunda kelapa, Menteng, Jakarta ini.

Kehadiran Syekh Ali Jaber ternyata mendapat sambutan yang sangat baik oleh masyarakat Indonesia. Dakwahnya yang menyejukkan, penyampaiannya sangat rinci, dan berisi dengan ayat-ayat Alquran dan hadits. Ia mulai sering dipanggil keliling Indonesia untuk syiar Islam.

Ketulusannya berdakwah, ia mendapat penghargaan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Pada tahun 2011, ia menjadi Warga Negara Republik Indonesia. Sejak itu ia rutin mengisi acara Damai Indonesiaku di TvOne dan menjadi juri Hafizh Indonesia di RCTI.

Untuk menyiarkan Islam lebih efektif dan melahirkan para penghapal Alquran di Indonesia, seperti ditulis dalam situsnya, ia mendirikan Yayasan Syekh Ali Jaber berkantor di Jatinegara, Jakarta, dan ia sendiri tinggal di Pondok Bambu, Jakarta Timur.

Karier Syekh Ali Jaber terus mengalir. Dia mulai tampil di berbagai program telivisi. Bahkan ia juga menjadi aktor dalam film Surga Menanti, pada tahun 2016. Film berkisah tentang Dafa (Syakir Daulay) remaja yang bercita-cita menjadi seorang Hafizh Qur’an.

Popularitas Syekh Jaber tak kalah dengan penceramah ternama Indonesia lainnya. Meski sudah tenar lewat media, ia tetap berendah hati. Ia masih berkeliling menjadi khatib Jumat di masjid-masjid kecil di pelosok kota dan daerah.


PENDIDIKAN


    Madrasah Ibtidaiyyah, Madinah, Lulus 1989

    Madrasah Tsanawiyyah, Madinah, Lulus 1992

    Madrasah Aliyyah, Madinah, Lulus 1995

    Mulazamah (melazimi) pelajaran-pelajaran Al Qur’an, Masjid Nabawi,     Madinah, 1997


KARIER

    Penceramah dan Imam masjid di Madinah

    Guru Tahfidz Al-Qur’an di Islamic Centre, Masjid Agung Al-     Muttaqin,Cakranegara Lombok NTB

    Imam Besar dan Khatib di Masjid Agung Al- Muttaqin Cakranegara, Lombok     NTB

    Imam Salat Tarawih, Imam Sholat Idul Fitri,  Masjid Agung, Jakarta

    Pengajar di Pesantren Tahfidz Al- Qur’an Al- Asykar Puncak Jawa Barat

    Muballigh Majelis Taklim di Jakarta dan sekitarnya

    Menjadi Juri di acara Hafiz, RCTI

    Pengisi Acara Damai Indonesiaku, TvOne

Kita semua kehilangan Syekh Ali Jaber, Ulama yang luar biasa dalam menghidupkan Al Quran di Indonesia. Mari kita doakan agar Allah menerima amal ibadahnya dan menempatkannya di JannahNya, Jannatul Firdaus. Amiin.

Post a Comment for "Profil Syekh Ali Jaber, Sosok Ulama Yang Cinta Indonesia"