Antara Tabloid Indonesia Barokah, Warteg Barokah, Dan Panti Pijat Barokah
Oleh : Agus Fatah
Ketua Adiwiyata An Nahl Islamic School Ciangsana Bogor
Sepekan terakhir ini kita di kejutkan dengan berita hadirnya Tabloid Indonesia Barokah yang alamat redaksinya menggunakan alamat palsu. Mungkin Ayu Tingting penyanyi lagu berjudul alamat palsu tahu, tahu alamat redaksi Tabloid Indonesia Barokah ini.๐
Tabloid ini dianggap melakukan black campaign terhadap pasangan Capres dan Cawapress nomor 2.
Saya sendiri belum membaca Tabloid tersebut, kalau teman teman ada yang memilikinya, boleh ya saya pinjam.
Sudah, kita lupakan saja Tabloid Indonesia Barokah itu ya, yang jelas kalau Indonesia mau barokah harus merujuk Quran surah Al'Araf ayat 96. Silahkan dicek ya.
Kita bahas Warteg Barokah dan panti Pijat barokah saja ya.
Mendengar kata "Indonesia Barokah" pikiran saya langsung melayang ke Warteg Barokah dan Panti Pijat Barokah, waduh ngapain tuh pak Agus ke Panti Pijat Barokah? Eit... Jangan curiga dulu ya, nanti saya jelaskan.
Pertama tentang Warteg Barokah, rumah makan ini menjadi tempat pavourit yang saya kunjungi terutama di tanggal tua (sebelum tanggal 28). Saya senang makan diwarung barokah ini dengan 3 alasan, alasan pertama, disamping harganya murah, pelayannya ramah, gak kalah dengan SPG penjual rumah, dan tentunya dijamin makanannya halal dan thoyyibah.
Alasan kedua, saya suka makan di warteg barokah, karena ada kotak amal diwarteg barokah yang diletakkan di sudut atas kanan atau kiri etalase makanan yang mengkondisikan para pelanggannya untuk berinfaq dengan uang kembalian setelah membayar harga makanan yang dipesan.
Ini salah satu berkah makan di warteg Barokah, dimana konsumen bisa mendapat nilai lebih ( berkah: bertambah kebaikannya) kita dikondisikan untuk berinfaq. Biasanya kotak amal ini hasilnya diperuntukkan untuk pembangunan masjid, pesantren, rumah yatim dan dhuafa.
Alasan ketiga, saya suka ke warteg Barokah karena Warteg Barokah menggunakan "Teknologi Tinggi" ( touch screen: layar sentuh) dalam melayani konsumennya. Pelayan Warteg Barokah walaupun sibuk melayani banyak pembeli, tetap tersenyum kepada konsumennya dan dengan bahasa isyarat ia bertanya mau pesan apa? Lalu saya menggunakan teknologi "Touch Screen" yang disediakan Warteg Barokah. Saya tinggal menunjuk atau menyentuh etalase kaca yang mendisplay makanan yang tersedia hari itu maka akan segera keluar makanan yang saya pesan, kerenkan?๐๐ผ, gak percaya? silahkan dicoba dan rasakan sensasinya๐
Ternyata bukan cuma saya saja yang senang makan di Warteg Barokah, Bang Haji Rhoma Irama si raja dangdutpun senang berkunjung ke Warteg Barokah didaerah Tebet Jakarta Selatan. Bahkan Bang haji Rhoma Irama membuat lagu yang berjudul begadang di Warteg Barokah.
Selain Bang Haji Rhoma Irama, ada juga menteri yang senang berkunjung ke Warteg Barokah. Menteri tersebut adalah Bapak Wiranto, menteri Polhukam. Bahkan pak Wiranto adalah dewan pembina Ikatan Pengusaha Warteg seluruh Indonesia. Saya belum dapat kabar terbaru apakah setelah jadi menteri pak Wiranto masih sering berkunjung ke Warteg.
Lalu untuk apa saya ke panti Pijat Barokah? Ini rahasia ya jangan beritahu istri saya, bisa gawat urusan.๐ Gak deh, becanda, Istri saya tahu kok kalau saya sering ke panti pijat Barokah. Istri saya malah sering bertanya: Ayah sudah ke Panti Pijat Barokah.
Panti Pijat Barokah adalah Panti pijat "plus plus" waduh maksudnya apa tuh?
Biar saya jelaskannya ya. Panti Pijat Barokah ini memang menawarkan layanan "plus plus" bagi pelanggannya. Saya termasuk pelanggan yang sering mendapat layanan "plus plus."
Panti pijat ini beralamat di jalan raya kalisari Rt06/Rw 02 Pasar Rebo Jakarta Timur. Pemilik Panti Pijat Barokah ini bernama Pak Ponco dan bu Ponco. Suami istri ini sangat kompak dan serius dan professional dalam melayani pelanggannya. Pak ponco dan bu ponco juga melayani Pijat pangilan.
Pelanggan Panti Pijat Barokah ini terdiri dari para pekerja, ibu rumah tangga, tentara dan para Ustadz. Pak ponco tidak sembarangan menamakan Panti pijat Barokah sebagai Panti Pijat "plus plus." Ia bertanggung jawab atas layanan "plus plus"nya tersebut.
Layanan "plus plus" yang ia tawarkan berbeda dengan layanan panti Pijat pada umumnya. Layanan "plus plus" yang Pak ponco tawarkan adalah layanan pijat plus tausiah dan plus tilawah
Pak ponco biasa memberikan layanan plus: tausiah dengan cara menyetel radio dakwah yang menyiarkan ceramah seorang Ustadz selama ia memijat pelanggannya . "Plus" berikutnya adalah pak ponco menawarkan pelanggannya layanan plus: tilawah. Tilawah itu berasal dari radio dakwah atau handphone pak ponco yang akan dia setel selama memijat.
Pak Ponco ini tuna netra, akibat malpraktek dokter saat menangani penyakit Pak ponco diusia remaja. Tapi ponco ini luar biasa semangat hidupnya, walapun tuna netra dengan 3 anak, ia pantang menyerah dan meminta minta dalam hidupnya.
Walaupun tuna netra Pak Ponco tetap sholat 5 waktunya berjamaah di masjid. Jarak rumahnya dari masjid sekitar 500 meter dan harus menyeberang jalan raya jika ingin pergi jemasjid, tapi hal itu tidak menjadi penghalang baginya untuk sholat subuh berjamaah. Setiap pagi dengan dituntun putranya ia berangkat ke masjid meski hujan mengiringinya.
Pak Ponco ini orangnya ramah, suka becanda, banyak surah didalam Alquran yang beliau hafal. Dan beliau adalah sekretaris ITMI (Ikatan Tuna Netra Muslim Indonesia). Saya sering mengundang Pak Ponco ke sekolah sekolah dan stasiun TV untuk sharing dan berbagi motivasi dan informasi serta mengenalkan Quran braille (Quran khusus tuna netra)
Subhanallah luar biasa pak ponco ini, saya banyak belajar dari beliau. Belajar bagaimana taat beribadah meski keadaan susah, belajar mandiri dengan keterbatasan diri, dan belajar menghargai diri dengan cara tidak mengemis yang merendahkan diri dan belajar bersyukur dan bersabar dalam menjalani kehidupan yang tak abadi ini.
Suatu hari saya diundang ke pengajian khusus tuna netra oleh pak Ponco disana saya mendengar sharing para tuna netra. Dan ternyata tidak mudah menjalani hidup penuh martabat dan izzah (Punya harga diri) sebagai tuna netra apalagi di Jakarta.Tapi alhamdulillah Pak Ponco dan teman-temannya, mampu mandiri dan berdikari menjaga kehormatan dirinya (tidak jadi pengemis).
Oh iya disamping layanan "plus plus"yang biasa pak ponco tawarkan, pak Ponco juga menawarkan layanan "plus plus special ", apalagi tuh? Yang ini agak secret, Yang minat japri saya ya...
Ketua Adiwiyata An Nahl Islamic School Ciangsana Bogor
Sepekan terakhir ini kita di kejutkan dengan berita hadirnya Tabloid Indonesia Barokah yang alamat redaksinya menggunakan alamat palsu. Mungkin Ayu Tingting penyanyi lagu berjudul alamat palsu tahu, tahu alamat redaksi Tabloid Indonesia Barokah ini.๐
Tabloid ini dianggap melakukan black campaign terhadap pasangan Capres dan Cawapress nomor 2.
Saya sendiri belum membaca Tabloid tersebut, kalau teman teman ada yang memilikinya, boleh ya saya pinjam.
Sudah, kita lupakan saja Tabloid Indonesia Barokah itu ya, yang jelas kalau Indonesia mau barokah harus merujuk Quran surah Al'Araf ayat 96. Silahkan dicek ya.
Kita bahas Warteg Barokah dan panti Pijat barokah saja ya.
Warteg Mantaaap |
Mendengar kata "Indonesia Barokah" pikiran saya langsung melayang ke Warteg Barokah dan Panti Pijat Barokah, waduh ngapain tuh pak Agus ke Panti Pijat Barokah? Eit... Jangan curiga dulu ya, nanti saya jelaskan.
Pertama tentang Warteg Barokah, rumah makan ini menjadi tempat pavourit yang saya kunjungi terutama di tanggal tua (sebelum tanggal 28). Saya senang makan diwarung barokah ini dengan 3 alasan, alasan pertama, disamping harganya murah, pelayannya ramah, gak kalah dengan SPG penjual rumah, dan tentunya dijamin makanannya halal dan thoyyibah.
Alasan kedua, saya suka makan di warteg barokah, karena ada kotak amal diwarteg barokah yang diletakkan di sudut atas kanan atau kiri etalase makanan yang mengkondisikan para pelanggannya untuk berinfaq dengan uang kembalian setelah membayar harga makanan yang dipesan.
Ini salah satu berkah makan di warteg Barokah, dimana konsumen bisa mendapat nilai lebih ( berkah: bertambah kebaikannya) kita dikondisikan untuk berinfaq. Biasanya kotak amal ini hasilnya diperuntukkan untuk pembangunan masjid, pesantren, rumah yatim dan dhuafa.
Alasan ketiga, saya suka ke warteg Barokah karena Warteg Barokah menggunakan "Teknologi Tinggi" ( touch screen: layar sentuh) dalam melayani konsumennya. Pelayan Warteg Barokah walaupun sibuk melayani banyak pembeli, tetap tersenyum kepada konsumennya dan dengan bahasa isyarat ia bertanya mau pesan apa? Lalu saya menggunakan teknologi "Touch Screen" yang disediakan Warteg Barokah. Saya tinggal menunjuk atau menyentuh etalase kaca yang mendisplay makanan yang tersedia hari itu maka akan segera keluar makanan yang saya pesan, kerenkan?๐๐ผ, gak percaya? silahkan dicoba dan rasakan sensasinya๐
Ternyata bukan cuma saya saja yang senang makan di Warteg Barokah, Bang Haji Rhoma Irama si raja dangdutpun senang berkunjung ke Warteg Barokah didaerah Tebet Jakarta Selatan. Bahkan Bang haji Rhoma Irama membuat lagu yang berjudul begadang di Warteg Barokah.
Selain Bang Haji Rhoma Irama, ada juga menteri yang senang berkunjung ke Warteg Barokah. Menteri tersebut adalah Bapak Wiranto, menteri Polhukam. Bahkan pak Wiranto adalah dewan pembina Ikatan Pengusaha Warteg seluruh Indonesia. Saya belum dapat kabar terbaru apakah setelah jadi menteri pak Wiranto masih sering berkunjung ke Warteg.
Lalu untuk apa saya ke panti Pijat Barokah? Ini rahasia ya jangan beritahu istri saya, bisa gawat urusan.๐ Gak deh, becanda, Istri saya tahu kok kalau saya sering ke panti pijat Barokah. Istri saya malah sering bertanya: Ayah sudah ke Panti Pijat Barokah.
Panti Pijat Barokah adalah Panti pijat "plus plus" waduh maksudnya apa tuh?
Biar saya jelaskannya ya. Panti Pijat Barokah ini memang menawarkan layanan "plus plus" bagi pelanggannya. Saya termasuk pelanggan yang sering mendapat layanan "plus plus."
Panti pijat ini beralamat di jalan raya kalisari Rt06/Rw 02 Pasar Rebo Jakarta Timur. Pemilik Panti Pijat Barokah ini bernama Pak Ponco dan bu Ponco. Suami istri ini sangat kompak dan serius dan professional dalam melayani pelanggannya. Pak ponco dan bu ponco juga melayani Pijat pangilan.
Pelanggan Panti Pijat Barokah ini terdiri dari para pekerja, ibu rumah tangga, tentara dan para Ustadz. Pak ponco tidak sembarangan menamakan Panti pijat Barokah sebagai Panti Pijat "plus plus." Ia bertanggung jawab atas layanan "plus plus"nya tersebut.
Layanan "plus plus" yang ia tawarkan berbeda dengan layanan panti Pijat pada umumnya. Layanan "plus plus" yang Pak ponco tawarkan adalah layanan pijat plus tausiah dan plus tilawah
Pak ponco biasa memberikan layanan plus: tausiah dengan cara menyetel radio dakwah yang menyiarkan ceramah seorang Ustadz selama ia memijat pelanggannya . "Plus" berikutnya adalah pak ponco menawarkan pelanggannya layanan plus: tilawah. Tilawah itu berasal dari radio dakwah atau handphone pak ponco yang akan dia setel selama memijat.
Pak Ponco ini tuna netra, akibat malpraktek dokter saat menangani penyakit Pak ponco diusia remaja. Tapi ponco ini luar biasa semangat hidupnya, walapun tuna netra dengan 3 anak, ia pantang menyerah dan meminta minta dalam hidupnya.
Walaupun tuna netra Pak Ponco tetap sholat 5 waktunya berjamaah di masjid. Jarak rumahnya dari masjid sekitar 500 meter dan harus menyeberang jalan raya jika ingin pergi jemasjid, tapi hal itu tidak menjadi penghalang baginya untuk sholat subuh berjamaah. Setiap pagi dengan dituntun putranya ia berangkat ke masjid meski hujan mengiringinya.
Pak Ponco ini orangnya ramah, suka becanda, banyak surah didalam Alquran yang beliau hafal. Dan beliau adalah sekretaris ITMI (Ikatan Tuna Netra Muslim Indonesia). Saya sering mengundang Pak Ponco ke sekolah sekolah dan stasiun TV untuk sharing dan berbagi motivasi dan informasi serta mengenalkan Quran braille (Quran khusus tuna netra)
Subhanallah luar biasa pak ponco ini, saya banyak belajar dari beliau. Belajar bagaimana taat beribadah meski keadaan susah, belajar mandiri dengan keterbatasan diri, dan belajar menghargai diri dengan cara tidak mengemis yang merendahkan diri dan belajar bersyukur dan bersabar dalam menjalani kehidupan yang tak abadi ini.
Suatu hari saya diundang ke pengajian khusus tuna netra oleh pak Ponco disana saya mendengar sharing para tuna netra. Dan ternyata tidak mudah menjalani hidup penuh martabat dan izzah (Punya harga diri) sebagai tuna netra apalagi di Jakarta.Tapi alhamdulillah Pak Ponco dan teman-temannya, mampu mandiri dan berdikari menjaga kehormatan dirinya (tidak jadi pengemis).
Oh iya disamping layanan "plus plus"yang biasa pak ponco tawarkan, pak Ponco juga menawarkan layanan "plus plus special ", apalagi tuh? Yang ini agak secret, Yang minat japri saya ya...
Post a Comment for "Antara Tabloid Indonesia Barokah, Warteg Barokah, Dan Panti Pijat Barokah"