Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengalaman Mendapatkan Beasiswa S-2 Master Di Hungaria Dengan Stipendium Hungaricum


Pengalaman saya dalam mendapatkan beasiswa Stipendium Hungaricum (SH) untuk studi Master saya mungkin berbeda dari pengalaman teman-teman lainnya, karena saya baru saja mengetahui beasiswa ini satu bulan sebelum deadline. Alhasil, saya lumayan terburu-buru untuk mempersiapkan semua dokumen yang diperlukan.

Menurut saya, hal yang cukup menantang dan memakan waktu adalah memilih maksimal dua universitas yang hanya bisa dipilih melalui study finder di DreamApply dan mencari tahu dokumen- dokumen apa saja yang diperlukan dari masing-masing universitas; dikarenakan beda universitas beda ketentuannya.

Walaupun untuk jurusan saya yaitu Tourism Management tidak terlalu banyak pilihan universitasnya, tetapi informasi mengenai kurikulum, detail mata pelajaran, professor-professor yang mengajar, dokumen-dokumen yang diperlukan, atau info penting lainnya tidak terlalu banyak dicakup, sehingga membuat saya bimbang untuk memilih universitas yang sesuai dengan kemauan dan kemampuan saya.

Untuk membantu mengurangi kegalauan, saya juga mencoba untuk bertanya kepada senior-senior yang sudah berada di Hongaria. Awalnya saya memilih Budapest Metropolitan University (METU) sebagai pilihan pertama saya dan pilihan kedua adalah Hongarian University of Agriculture and Life Sciences (MATE). Akan tetapi, seminggu setelah saya mempersiapkan dokumen, tiba-tiba saja METU sudah tidak ada lagi di list universitas di study finder dan berganti ke Budapest Business School. Sehingga saya perlu mencari lagi dari awal informasi yang diperlukan untuk mengganti pilihan saya di METU.

Jadi, teman-teman semua harus sering rajin cek DreamApply karena adanya perubahan sewaktu-waktu tanpa ada informasi dari mereka. Akhirnya prioritas pertama saya jatuh kepada University of Pannonia dan prioritas kedua tetap di Hongarian University of Agriculture and Life Sciences (MATE). Perlu diingat bahwa kalian tidak bisa mengganti pilihan ketika sudah submit. Apabila kalian diterima dikedua universitas tersebut, kalian hanya akan bisa memilih universitas pilihan pertama. Jadi, kalian harus benar-benar matang dalam memilih universitas dan jangan sampai salah pilih universitas maupun jurusan.

 

Selama mempersiapkan dokumen dan menulis motivation letter sesuai dengan yang diminta oleh masing-masing universitas, lebih baik memastikan lagi ke universitas atau Tempus Foundation apabila ada dokumen yang meragukan. Salah satunya adalah Medical Check-up. Awalnya saya kira harus mengambil semua test yang tertera di medical check-up, namun saya baru tahu bahwa tidak semua universitas memerlukan test tersebut. Jadi, dipastikan lagi kebutuhan dari masing-masing universitas sebelum kalian mengeluarkan banyak biaya, terlebih medical check-up biayanya juga lumayan tinggi. Terakhir, setelah saya memenuhi persyaratan dokumen yang diminta oleh masing-masing universitas, saya langsung upload ke DreamApply dan mengirimkan ke Pendidikan Tinggi (Dikti).


Tahap Interview

Setelah mendapatkan nominasi dari Dikti sekitar satu bulan dari deadline, saya langsung menerima email dari masing-masing universitas untuk jadwal wawancara. Tidak perlu khawatir untuk jadwal yang diberikan, karena kita bisa meminta untuk mengganti tanggal dan jam apabila berhalangan di tanggal yang sudah ditentukan.

Tips untuk mempersiapkan tes wawancara adalah luangkan waktu satu atau dua hari untuk latihan. Yang paling penting adalah kalian harus tahu siapa diri kalian, apa yang kalian mau lakukan ketika di Hongaria, dan apa yang kalian ingin lakukan ke depannya dengan jurusan yang kalian pilih.

Jawabannya mirip dengan apa yang perlu kalian tulis di motivation letter, namun karena wawancara, harus lebih bisa meyakinkan dan menjawab detail sehingga dari jawaban kalian, pewawancara merasa lebih yakin apabila kalian serius untuk melanjutkan studi ke Hongaria.

Untungnya, saya memiliki jadwal hari dan jam berbeda untuk masing-masing universitas. Jadi saya bisa berlatih untung masing- masing universitas. Di hari-H saya melakukan interview, saya cukup kaget karena semua selesai kurang lebih dalam sepuluh menit, pewawancara dari kedua universitas juga sangat ramah, bahkan memberikan pujian atas jawaban saya. Dari tanggapan positif mereka, membuat saya merasa lega untuk menyelesaikan proses ini sebab tidak semenyeramkan seperti yang saya pikir sebelumnya.

Mereka membuat saya merasa nyaman dalam menjawab semua pertanyaan. Seperti yang sudah saya jelaskan di atas, semua pertanyaan sesuai dengan apa yang telah saya tulis di motivation letter. Kemungkina mereka akan menanyakan sesuatu lebih detail, namun jangan khawatir karena pertanyaan tidak akan jauh dari motivation letter dan siapa diri kalian. Untuk kasus saya, tidak mendapatkan pertanyaan mengenai kondisi pariwisata di Indonesia maupun topik yang berkaitan dengan ekonomi.

Setelah menyelesaikan tes, saya menunggu hasil dari kedua universitas apakah saya lolos tes wawancara. Sekitar satu minggu, saya mendapatkan hasil positif dari University of Pannonia dan sekitar dua minggu kemudian juga mendapatkan hasil positif dari MATE.

Kalian boleh saja mengirimkan email ke universitas apabila mereka cukup lama dalam menentukan keputusan apakah kita lolos tes wawancara atau tidak. Namun, perlu diingat, jangan terus- menerus mengirimkan email dan sebisa mungkin menunggu kurang lebih seminggu setelah tes, sebelum menanyakan hasil dikarenakan banyaknya pelamar yang berasal dari segala penjuru dunia.

Pengumuman Hasil Beasiswa dan Persiapan ke Hongaria

Setelah penantian lumayan panjang, akhirnya pengumuman beasisawa diumumkan, dan saya terpilih menjadi salah satu awardee beasiswa SH. Namun untuk tahun 2021. Pengumuman penerima beasiswa lumayan terlambat sekitar kurang lebih dua minggu dan Letter of Acceptance dari the University of Pannonia dan Letter of Award dari Tempus Foundation juga cukup lama, sekitar dua minggu setelah hasil diumumkan. Jadi, teman-teman mohon bersabar dan jangan terlalu sering mengirim email untuk menanyakan hasil dan meminta LoA, ya.

Ketika kalian menunggu, baik Letter of Acceptance dan Letter of Award, ada baiknya kalian segera mempersiapkan dokumen untuk mengurus visa. Kalian tidak perlu khawatir karena perwakilan dari PPI Hongaria akan membantu untuk memberitahu dokumen apa saja yang perlu dipersiapkan. Setelah kalian menjadi salah satu awardee, PPI   Hongaria   akan   membuat   group   WhatsApp   yang mempermudahkan kalian dalam mengurus visa, berkomunikasi dengan sesama awardees, hingga tiba di Hongaria.

Dalam mengurus visa hingga keluar, kalian harus banyak bersabar. Intinya dalam apply beasiswa adalah selain banyak berdoa dan mempersiapkan yang terbaik, kalian harus banyak bersabar. Terlebih Stipendium Hungaricum merupakan beasiswa yang cukup baru diadakan, sehingga banyak tantangan untuk Tempus Foundation dalam mengurus beribu aplikasi dari seluruh penjuru dunia. Jangan khawatir, kalian akan tetap berangkat meskipun sedang dalam pandemi COVID-19, karena Hongaria merupakan salah satu negara yang memberikan izin bagi para pelajar untuk datang dan belajar langsung di Hongaria.


Kehidupan di Hongaria 

Ketika saya tiba di Hongaria, saya sangat bersyukur karena tidak perlu dikarantina dan universitas saya juga tidak mewajibkan untuk melakukan karantina; semua bergantung pada keputusan imigrasi, beberapa universitas mewajibkan karantina meskipun dari imigrasi menyatakan bebas karantina.


Belanja dan Makan

University of Pannonia terletak di kota kecil di Veszprém yang berjarak sekitar satu setengah jam dengan kereta api dan dua jam dengan bus dari Budapest. Dibandingkan dengan Budapest yang cukup padat dan banyak bangunan, Veszprém lebih sedikit orang dan lebih banyak pohon maupun taman, sehingga lingkungan di sini sangat tenang.

Menurut saya pribadi, saya cukup senang dengan situasi di sini karena bisa fokus dengan studi. Kotanya yang kecil, memudahkan saya untuk menjangkau seluruh area dengan berjalan kaki tanpa perlu membeli tiket transportasi setiap bulannya. Membuat saya senang karena di Indonesia, saya jarang mendapatkan kesempatan untuk berjalan kaki dengan udara bersih dan menyegarkan.

Di Veszprém, saya juga sering pergi menuju hutan atau taman, menikmati ketenangan dan indahnya alam . Namun, untuk teman- teman saya yang Muslim, hidup di kota ini cukup menantang dikarenakan tidak adanya tempat makan halal maupun supermarket yang menjual daging halal. Sehingga mereka perlu ke Budapest untuk belanja daging. Terkadang saya juga cukup bosan tinggal di sini karena sedikitnya pilihan tempat makanan dan tidak ada Asia market yang menjual bumbu-bumbu masakan Asia.

Kita bisa menemukan beberapa bumbu-bumbu Asia di Asian Corner di beberapa supermarket, namun tidak terlalu lengkap sehingga saya juga perlu ke Budapest untuk membeli beberapa bumbu masakan. Jadi, untuk teman-teman yang ingin studi di Hongaria dan memilih kota-kota yang cukup kecil, sebaiknya kalian membawa banyak bumbu dari Indonesia daripada membawa banyak pakaian, karena lebih mudah mendapatkan pakaian di sini daripada bumbu masakan Indonesia.

 

Cuaca dan Pakaian

Saya cukup kaget ketika tiba di sini, suhu sudah mulai sekitar dua puluh derajat (terkadang bisa di bawah 15 derajat), karena sepengetahuan saya, musim gugur dimulai pada pertengahan Oktober. Akan tetapi jangan panik, karena di sini mencari pakaian cukup mudah dan seperti yang saya sebutkan di atas, lebih baik membeli pakaian karena sesuai dengan suhu dan cuaca di sini. Saya membawa lumayan banyak baju, tetapi pada akhirnya tidak bisa saya gunakan karena suhu sudah mulai dingin. Ada beberapa toko pakaian yang lumayan terjangkau, contohnya Sinsay. Selain itu kita juga bisa mendapatkan pakaian dari senior-senior PPI yang akan pulang ke Indonesia.


Culture Shock

• Toko-Toko yang Tutup Cepat

Saya cukup mengalami culture shock di Hongaria karena baik supermarket, apotek, mall, atau toko-toko lain akan tutup sekitar jam 7-8 malam. Pada hari Sabtu-Minggu juga kebanyakan tutup atau buka namun hanya setengah hari. Ada baik dan buruknya saya tinggal di kota kecil. Baiknya adalah saya bisa menjangkau semua area dengan berjalan kaki, termasuk untuk pergi berbelanja. Sedangkan hal buruknya adalah supermarket tidak terlalu banyak, apabila kita lupa belanja dan tidak ada persediaan makanan di hari libur, kita hanya dapat makan seadanya.

Di Hongaria, pilihan sayur juga tidak terlalu banyak sehingga lagi-lagi saya jadi cepat bosan dengan pilihan bahan makanan terbatas, karena saya lebih banyak makan sayur daripada daging. Di sini juga jarang ada ikan yang fresh (kebanyakan frozen), tahu maupun tempe juga jarang ada, apabila ada, harganya lumayan tinggi dengan potongan yang tergolong kecil. Namun, untuk pilihan keju, susu, yogurt, jus, buah, dan roti, di sini lumayan banyak dan terjangkau. Saya cukup kaget ketika saya membeli buah dan yogurt, dikarenakan harganya setengah dari Indonesia. Saya pernah membeli lima buah apel dengan harga sekitar IDR dua belas ribu saja.

 

• Kendala Bahasa

Karena saya tinggal di kota kecil yang hanya terdapat sekitar 300 mahasiswa internasional, orang-orang Hongaria di sini masih belum terbiasa melihat orang asing. Sehingga mereka akan diam-diam melihat dan mengawasi kita. Mereka juga kurang pandai berbahasa Inggris, jadi saya sering menggunakan fitur google translate untuk membantu saya dalam berkomunikasi dengan mereka.

Jangan kaget juga ketika kita pergi ke tempat makan atau supermarket, mereka akan mengalihkan pandangan ketika kita kebingungan dan ingin bertanya. Namun, saya sering mendapatkan bantuan dari orang lokal yang bisa berbahasa Inggris untuk membantu mengartikan dengan pelayan maupun penjaga toko. Hidup di negeri orang yang bukan menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa utama melatih saya untuk lebih bersabar dalam memahami mereka. Saya seringkali merasa kesal ketika orang-orang lokal mulai memalingkan muka atau menunjukan wajah kesal ketika mereka tidak bisa menyampaikan apa yang mereka katakan, namun sebagai pendatang saya berusaha untuk bersikap tenang dan menyemangati diri saya untuk lebih serius belajar Bahasa Hongaria.

• Foto Makanan dan Produk

Walaupun tidak ada aturan yang tertulis di toko maupun supermarket, ada baiknya apabila kita tidak mengambil foto produk yang dijual. Apabila salah satu penjaga supermarket mengetahui hal ini, mereka akan mendatangi kita. Selain itu berbeda dengan kita di Indonesia yang selalu mengambil foto sebelum makan, hal ini juga jarang ditemukan di Hongaria terlebih di Veszprém. Saya pernah mendapatkan sindiran ketika saya mengambil foto di suatu restoran di Veszprém. Walaupun yang menyindir bukan orang Hongaria, namun hal ini dianggap tidak wajar. Jadi, jangan kaget apabila ada yang menegur maupun menyindir ketika kalian akan mengambil foto, terlebih foto produk supermarket.

 

Kehidupan Internasional di Kampus

Veszprém terkenal dengan danau Balaton dan Kastil Vesprém (kastil ini merupakan salah satu kastil berbatu pertama di Hongaria). Kota ini juga disebut sebagai the City of Queens dan sekarang terpilih sebagai European Capital of Culture 2023. Oleh karena itu, banyak sekali acara kebudayaan untuk memperkenalkan Veszprém baik dalam negeri maupun internasional. Saya cukup beruntung studi di sini bersamaan dengan ditunjuknya kota ini menjadi European Capital of Culture, karena saya dapat bergabung di beberapa projek dari University of Pannonia. Saya juga berkesempatan untuk memperkenalkan budaya Indonesia pada murid-murid internasional di University of Pannonia dari projek yang diberikan pada mata kuliah saya.


Salah satu projek yang diberikan untuk subjek S2 Tourism Management "Art Night Workshop" untuk memperkenalkan budaya dari beberapa negara, termasuk Indonesia, ke murid-murid Internasional di University of Pannonia. Karena saya mengambil S2 di sini, teman-teman saya akan bersama saya selama dua tahun ke depan. Mereka berasal dari Timur Tengah, Maroko, China, Laos, Azerbaijan, dan India. Lagi-lagi karena ada perbedaan budaya, background, dan tujuan mereka datang ke Hongaria, saya belajar untuk melatih toleransi dan kesabaran. Akan banyak drama kehidupan yang perlu kita hadapi, namun hal inilah yang akan kita ingat sebagai salah satu proses pendewasaan dan memaksa kita untuk keluar dari zona nyaman.

Ketika di Indonesia dan kita mendapat masalah, kita akan lebih mudah menyelesaikan karena kita masih memiliki keluarga yang berada di dekat kita atau teman-teman yang memberi support, berbeda dengan Hongaria. Kita harus berjuang sendiri menyelesaikan masalah. Namun, ketika saya sudah bisa berdaptasi dengan lingkungan baru dan menemukan teman yang cocok, hal ini membantu saya untuk bisa menikmati kehidupan di Hongaria.

Sebagai penerima Stipendium Hungaricum, mata kuliah Bahasa Hongaria diwajibkan bagi penerima beasiswa SH untuk S1 dan S2 sehingga saya mendapatkan kesempatan emas ini untuk belajar bahasa Hongaria di universitas. Menurut saya, Bahasa Hongaria cukup sulit dan bahkan Bahasa ini merupakan salah satu dari 10 bahasa tersulit untuk dipelajari. Namun, setiap kali saya dapat berkomunikasi dengan orang-orang lokal, saya merasa bangga dengan diri sendiri karena mampu menggunakan bahasa ini walaupun belum fasih. Hal yang cukup menantang dari bahasa ini adalah mirip dengan Bahasa China yang memiliki perbedaan penekanan di suku katanya, sehingga apabila kita salah menggunakan penekanan, artinya akan berbeda dan terkadang membuat orang lokal kebingungan.

Semoga informasi ini dapat berguna bagi teman-teman yang sedang berjuang untuk mendapatkan beasiswa terutama beasiswa Stipendium Hungaricum. Good luck to you in all your endeavors.


Post a Comment for "Pengalaman Mendapatkan Beasiswa S-2 Master Di Hungaria Dengan Stipendium Hungaricum"