Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengalaman Membawa Keluarga Untuk Studi di Hungaria Dengan Beasiswa Stipendium Hungaricum


September 2018 saya sudah sampai di kota Debrecen, Hongaria. Sebelumnya saya sudah berniat untuk membawa istri dan anak saya ke Debrecen, sehingga kami sudah mempersiapkan berbagai dokumen untuk keperluan reunifikasi keluarga. Hal itu sangat penting dipersiapkan karena akan mempermudah proses anak dan pasangan kita ketika nanti akan datang menyusul. Singkat cerita dalam waktu dua bulan (November 2018), istri dan anak saya yang berusia 1,5 tahun sudah dapat menyusul ke kota Debrecen. Sejak November 2018 – November 2021, banyak sekali cerita yang bisa dibagi untuk mereka yang ingin membawa keluarga ke Hongaria. Namun, saya akan menceritakan khusus mengenai beberapa hal:


1) Beberapa konsekuensi ketika membawa keluarga.

2) Proses istri hamil dan melahirkan di Hongaria.

Konsekuensi Ketika Membawa Keluarga ke Hongaria

Hal pertama yang harus disadari adalah aspek keuangan. Beasiswa yang diberikan dari pemerintah sudah menyatakan dengan sangat jelas bahwa beasiswa tidak menanggung biaya hidup keluarga dari awardee. Oleh karena itu, financial backup sangat amat penting ketika membawa keluarga. Sebagai gambaran kami yang hidup di kota kecil Debrecen, dengan beasiswa PhD student saja sebesar

9.000.000 IDR atau 180.000 Hongarian forint dapat dibilang cukup mepet untuk hidup.

Biaya flat saja untuk di kota Debrecen berkisar antara 85.000 ft

– 130.000 ft. Belum biaya utilitas yang bervariasi antara 15.000 ft -

45.000 ft dalam sebulan tergantung musim dan pemakaian. Sedangkan untuk hidup satu keluarga (suami istri dan satu anak) per minggu membutuhkan 15.000 – 20.000 ft untuk groceries. Ketika perhitungan seperti itu maka paling kecil biaya habis 160.000 ft dalam satu bulan dan paling besar 250.000 ft. Besar kecil tergantung gaya hidup masing masing keluarga. Jadi, kalau ada pertanyaan beasiswanya cukup tidak, saya bilang cukup kalau kita bisa menghemat, dan tidak akan cukup kalau banyak keperluan non esensial.

 Untuk mensiasati hal ini, kami melakukan beberapa hal untuk menekan biaya. Pertama, kami mencari flat biasanya di bulan Desember – Februari, karena di bulan tersebut harga flat murah mulai bermunculan. Lalu saya mencari flat yang menggunakan individual heating system, karena di situ bisa mengatur sendiri keperluan pemakaian pemanas keluarga kami.

Kedua, mengenai layanan kesehatan keluarga yang tidak dapat asuransi dari pemerintah atau taj card (asuransi pemerintah Hongaria). Ada beberapa pilihan asuransi private yang bisa diikuti oleh keluarga kita, namun kita harus selektif karena beberapa asuransi tidak memiliki partner dokter berbahasa inggris, dan itu akan sangat merepotkan sekali.

Kami pernah mengikuti salah satu asuransi private karena saya pikir ini sebuah kewajiban berkaitan dengan resident permit bahwa kita harus punya asuransi. Namun, setelah tidak puas dengan asuransi tersebut, saya putuskan untuk tidak mendaftar asuransi dan ternyata tanpa asuransi juga tidak masalah untuk resident permit kami. Malah lebih enak karena bisa memilih dokter privat hanya ketika dibutuhkan saja. 

Selain itu, sebenarnya ada layanan kesehatan untuk anak berupa district pediatric yang tersedia di dekat area kita tinggal, seperti pelayanan dokter umum khusus anak. Pengalaman saya, district pediatric tidak memerlukan asuransi ataupun taj card dan gratis. Namun, ketika kita membutuhkan dokter spesialis seperti gigi atau THT, kita harus mencari lagi atau meminta rekomendasi pediatric kita mengenai hal tersebut.

Ketiga, barang second sangat amat layak sekali dibeli dan digunakan di sini. Kami hampir selalu membeli berbagai barang second yang dijual mahasiswa internasional atau orang lokal. Orang lokal begitu menjaga barangnya, sehingga ketika dijual second kondisinya masih sangat baik. Kalaupun ada kerusakan atau cacat, mereka pasti menyampaikan diawal. Membeli barang second mampu menghemat pengeluaran, karena harga bisa setengah dari harga normal baru dengan kualitas baik dan terjaga. Kita bisa memperoleh barang second di Facebook group student dan juga group jual beli warga lokal Debrecen.

Keempat, setiap minggu supermarket selalu memiliki promosi tertentu yang bisa kita lihat dibrosur supermarket atau aplikasi Kimbino yang bisa kita install di handphone. Kami biasanya membeli berbagai barang promosi dan itu sangat terbantu ketika memiliki kendaraan pribadi, karena beberapa supermarket susah dijangkau kalau dengan public transport. Antara supermarket satu dengan lainnya biasanya memiliki promosi yang berbeda dan itu sangat menarik untuk diikuti. Selain itu, membership dari supermarket juga menarik karena kita bisa mendapatkan potongan harga, cashback, atau double diskon ketika mempunyai akun membership tersebut, contohnya Lidl Plus, Auchan card dan MYSpar.

Kelima, berjualan makanan cukup menghibur dan mendapatkan keuntungan. Kami sempat berjualan makanan halal (pre-order) di kota Debrecen selama satu tahun. Hal itu cukup menghibur dalam kesibukan riset dan membaca jurnal, selain itu keuntungan yang dihasilkan juga cukup menjanjikan bagi kami. Kami cukup berjualan di platform marketplace Facebook dan banyak mahasiswa internasional yang melakukan repeat order karena makanan khas Asia cukup satu selera dengan orang Pakistan, India, Thailand dan beberapa negara Amerika Latin. Layanan free delivery dan harga yang terjangkau menjadi nilai jual kami saat itu, sayangnya kami tidak melanjutkan berjualan makanan lagi karena Covid-19 di awal tahun 2020.

Keenam, fasilitas student discount dapat dimanfaatkan karena sebagai student kita memiliki beberapa privilege untuk dapat harga khusus mahasiswa diberbagai fasilitas. Sebagai gambaran, kampus memberikan free swimming pool untuk student di hari Selasa dan Kamis jam 8-9 pagi.

Itu adalah sebagian konsekuensi keuangan yang kami lakukan untuk dapat memanfaatkan fasilitas yang diberikan dan menekan biaya yang muncul. Selanjutnya akan saya bahas lebih spesifik mengenai membeli kendaraan pribadi di Hongaria.

Membeli Kendaraan Pribadi di Hongaria

Menggunakan kendaraan pribadi tidak saya sarankan apabila Anda tinggal di ibu kota Hongaria yaitu Budapest. Karena di sana parkir menjadi isu tersendiri dengan biaya yang amat mahal kalau tidak menggunakan parkir bulanan. Tidak hanya itu, ketersediaan lahan parkir yang amat sedikit juga menjadi masalah lainnya kalau memiliki kendaraan pribadi di ibukota. Namun, ketika kita geser sedikit ke kota kecil seperti Debrecen, kendaraan pribadi menurut pribadi  saya  sangat  membantu.  Berbagai  alternatif  kendaraan pribadi yang bisa digunakan seperti sepeda, scooter atau mobil dapat menjadi pilihan tergantung kebutuhan setiap orang.

Untuk kami sekeluarga, kami memutuskan membeli mobil karena kebutuhan mobilitas yang jauh lebih mudah dan biaya bulanan yang hampir sama dengan public transport. Di Kota Debrecen terdapat dua jalur tram dan juga bus, namun tram stop tidak selalu ada di dekat tempat tujuan kita. Sebagian besar kita harus jalan lagi dan lumayan memakan waktu. Begitu juga dengan bus, waktu tunggunya juga tidak menentu.

Membeli kendaraan bekas khususnya mobil di Hongaria ada dua pilihan, kita bisa membeli dari dealer mobil second atau pada orangnya langsung. Harga dari orang langsung tentu lebih murah daripada dealer mobil. Namun, kita harus punya basic knowledge tentang mobil kalau mau beli langsung dari orang pribadi. Karena kita harus mengecek sendiri atau minta tolong orang lain untuk mengecekkan untuk kita. Bisa juga kita membayar tempat service untuk general checkup mobil sebelum kita beli. Setelah itu baru kita bisa negosiasi harganya. Orang Hongaria biasanya memberikan 10- 20% diskon dari harga yang mereka tampilkan di website atau Facebook. Setelah deal harga, selanjutnya adalah membuat surat perjanjian jual beli.

Surat ini biasanya dicari sekaligus dipersiapkan oleh penjual. Lalu kendaraan bisa kita bawa ke agen yang membantu untuk inspeksi dan mendaftarakan kita sebagai pemilik baru ke website pemerintahan. Agen akan sangat membantu karena kendala Bahasa apabila kita harus input data sendiri. Lalu kita harus ke City Hall (kantor pemerintahan) untuk melakukan proses balik nama dan bayar pajak pertama. Kewajiban lainnya adalah asuransi mobil.

Ada beberapa provider yang bisa kasih asuransi mobil, seperti Generalli dan Allianz. Mereka bisa memberikan asuransi mobil dari 2,5jt setahun sampai 10jt setahun tergantung premi yang kita inginkan. Selanjutnya untuk driving license, Indonesia mengikuti perjanjian di Wien tahun 1968 sehingga driving license kita bisa dipakai di tahun pertama, dan untuk tahun kedua kita cukup melakukan naturalisasi ke driving license Hongaria yang akan berlaku lima tahun. 

Proses naturalisasi sangat mudah karena hanya cukup surat kesehatan dokter, translasi driving license dan dibawa ke kantor pemerintahan di Budapest. Nantinya kita akan mendapatkan Hongarian driving license yang berlaku lima tahun. Setelah proses itu selesai, setiap tahun kita hanya perlu membayar pajak tahunan mobil dan asuransi mobil, serta membayar technical examination yang dilakukan dua tahun sekali.

Untuk pajak setahun mobil kami yang berupa hatchback Renault Clio 2006 1200 cc, sebesar 400rb rupiah setahun, sedangkan asuransi basik mobil tersebut 2,4jt rupiah setahun. Harga mobil bekas di sini sangat beragam, dimulai dari 15jt rupiah berupa mobil smart dua kursi sampai ratusan juta rupiah juga ada. Mobil saya sendiri saya dapatkan dengan harga 30jt rupiah.

Kelebihan memiliki kendaraan sendiri adalah bisa efisien waktu untuk pergi mengurus keperluan sehari-hari seperti groceries, mengantar anak ke TK, jika perlu ke dokter, dan bisa explore tempat wisata desa di Hongaria yang cukup susah terjangkau oleh public transportation. Banyak sekali castle, beach strand dan desa heritage yang tidak bisa terjangkau dengan mudah kalau tidak punya kendaraan pribadi. Selain itu, jika plat nomor mobil juga sudah berlogo EU kita bisa membawa mobil kita ke luar Hongaria. Hal tersebut sangat membantu kami tidak hanya untuk kegiatan harian, namun juga untuk berwisata.


Hamil dan Melahirkan di Hongaria

Selanjutnya yang akan saya ceritakan adalah mengenai proses hamil dan melahiran istri saya di Hongaria. Istri saya juga student di University of Debrecen sehingga memiliki taj card dan digunakan untuk pelayanan fasilitas kesehatan publik. Kartu tersebut berfungsi seperti BPJS di Indonesia. Kita harus bertahap dari faskes keluarga baru bisa ke rumah sakit untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Proses yang akan kami ceritakan di sini yaitu proses hamil dan melahirkan pada mahasiswa yang memiliki asuransi kesehatan nasional di Hongaria.

 

Di depan Rumah Sakit Bersalin University of Debrecen

Tahap pertama yaitu proses kontrol kehamilan. Seorang ibu dikatakan hamil apabila sudah dilakukan cek dan ada pernyataan resmi dari dokter di fasilitas kesehatan dikota tersebut, hal ini dilakukan pada minggu keenam kehamilan. Setelah dinyatakan hamil, maka kemudian terdapat berbagai macam tes yang harus dilakukan di fasilitas kesehatan pemerintah. Sebelumnya kita harus didata di midwife district atau disebut vedono untuk mendapatan buku kehamilan yang akan mencatat rekaman kita selama hamil. Terdapat berbagai macam blood test pada minggu ke-16, 24 dan 32 untuk cek kesehatan ibu hamil, ada juga tes genetic untuk identifikasi kelainan genetika, EKG untuk mengukur kesehatan jantung ibu hamil dan berbagai tes lainnya yang kami juga kurang paham karena semua dokumen dalam Bahasa Magyar.

Namun, beberapa dokter masih bisa berbahasa Inggris sehingga bisa membantu menjelaskan hasil dari berbagai tes tersebut. Pada prinsipnya kita tidak akan dijelaskan lebih dalam kalau memang tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Tetapi, apabila perlu tes tambahan, mereka akan menjelaskan dengan detail dan akan memberikan rujukan ke dokter spesialis lainnya.

Beberapa kali kami menggunakan jasa translator untuk benar- benar mengerti alur dan prosedur pemeriksaan sebelum kehamilan. Pada umumnya jasa translator memang agak mahal sekitar 8.000 sampai dengan 10.000 HUF per jam. Tapi, kami mencoba mencari di group Facebook help International Student di Debrecen dan ada mahasiswa Kedokteran yang bersedia membantu kami hanya dengan 3.000 HUF per jam dan dia bersedia menemani kami ke fasilitas kesehatan, seperti tempat praktik bidan dan juga rumah sakit.

Proses kontrol di fasilitas kesehatan pertama (OTI) ini dilakukan sampai usia kehamilan berumur 36 minggu. Selama tidak perlu treatment tertentu, ibu hamil tidak akan di rujuk ke rumah sakit utama (Klinikak Campuss Debrecen). Namun, setelah usia 37 minggu semua ibu hamil akan dirujuk ke rumah sakit bersalin utama. Di rumah sakit tersebut terdapat berbagai macam tes lagi yang harus dilalui. Ibu hamil wajib melakukan checkup seminggu sekali mulai usia 37 minggu. Apabila sampai minggu ke-40 belum lahir, maka minggu 40 harus cek setiap hari sekali ke rumah sakit.

Salah satu aturan yang sangat berbeda dengan di Indonesia adalah pasien tidak boleh ditunggui oleh keluarga, hanya satu orang yang boleh menemani ketika proses akan melahirkan dan itu juga dibatasi maksimal satu jam berada di lokasi melahirkan. Dalam sehari, keluarga hanya bisa menjenguk dua jam saja di ruang rawat inap. Sehingga memang ibu diharapkan istirahat total di ruang rawat inap, jika membutuhkan bantuan bisa memanggil suster untuk membantu perawatan bayi atau ibunya.

Kondisi istri saya mengharuskan untuk menginap di rumah sakit selama 7 hari karena dokter anak perlu melakukan observasi pada bayi, sedangkan obgyn perlu observasi pada ibunya. Komunikasi menjadi hal yang cukup menantang bagi kami sebagai orang asing.

Alhamdulillah setiap kali kita membutuhkan, ada suster yang kebetulan bisa Bahasa Inggris dan sangat membantu kami ketika kami kebingungan. Mereka sangat hati-hati untuk melepas pasien dari rumah sakit. Ketika hasil tes darah belum baik atau masih ada gejala yang harus di observasi, maka ibu dan anaknya harus tetap di rumah sakit. Setelah memastikan semua baik dan sehat, izin baru bisa dikeluarkan untuk pulang ke rumah.

Setelah melahirkan, ada kewajiban untuk lapor kepada dokter anak di dekat flat kami. Kami lapor melalui email untuk konsultasi apa yang harus dilakukan. Ada juga ibu bidan district yang berkewajiban mengecek dan mengukur bayi secara berkala. Namun, karena pandemi kebijakan berubah-ubah. Terdapat juga beberapa teman yang memilih untuk melahirkan di rumah sakit swasta dan jelas rumah sakit swasta memiliki pelayanan yang jauh lebih baik dan personal. 

Sebagai gambaran informasi yang saya dapatkan untuk melahirkan normal diperlukan biaya 25-30jt rupiah sedangkan cesar 40-60jt rupiah, tergantung jenis rumah sakit dan pelayanan yang diberikan. Semoga cerita ini bermanfaat sebagai gambaran untuk proses hamil dan melahirkan di Hongaria.


Post a Comment for "Pengalaman Membawa Keluarga Untuk Studi di Hungaria Dengan Beasiswa Stipendium Hungaricum"