Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

3 Jenis Test Yang Harus Kamu Tau di Ujian Seleksi Berbasis Komputer LPDP 2018

Hi guys bagi kalian yang akan mengikuti tes Seleksi berbasis komputer di beasiswa LPDP, ada patutnya anda menyimak tulisan saya kali ini mengenai pengalaman saya dalam menyelesaikan tes ini.

Tes SBK ini bener-bener unik dan menguji kemampuan nalar kita dalam berfikir. Tes ini sebagaimana yang pernah saya jelaskan di postingan sebelumnya, merupakan test mirip-mirip TPA ketika anda misalnya mau mencari kerja atau mau ngambil kuliah. Soal-soalnya pun bervariasi dari soal bahasa, sinonim dan antonim, matematika dasar, test IQ seperti tes logika, test spasial, dan masih banyak lagi.

Peraturan test dan penjelasan teknis test LPDP dalam ujian SBK
Untuk mempersiapkan test ini, saran dari saya perbanyaklah latihan dengan tekun. Kalau saya pribadi, latihan dari soal soal yang dikeluarkan oleh TPA Bappenas. Lumayan mirip-mirip lah soalnya, silahkan kalian bisa cari koleksinya di google banyak kok. Ditambah ada yang ngeshare di grup WA sebuah aplikasi test TPA, aplikasi ini berbayar loh dan dengan baik hati ada yg share kode aktifasinya, thank you anyway. Ingat, test TPA ini yang menentukan apakah kalian lanjut ke tahap berikutnya atau tidak, ini adalah mutlak keputusan dari LPDP, namun demikian test lainya juga penting, jangan dianggap remeh.

Sementara untuk tes soft competence menitik beratkan pada penilaian di integritas diri, semangat berprestasi, orientasi pada pelayanan, kemampuan beradaptasi, bagaimana anda menyikapi kerja dibawah tekanan, kemampuan bekerja sama dalam kelompok dan sebagainya. Yang perlu diperhatikan adalah, ketika kalian mengerjakan test ini hanya disediakan waktu 30 menit. Kita harus pandai dalam mengatur waktu, membaca dan mencerna soal harus cepat agar waktu yang diberikan efektif. Di tes ini kita akan diukur kemampuan soft kompetensi kita, ini menariknya dari tes ini. Jadi ujian di LPDP tidak melulu menitik beratkan pada kecerdasan saja ya.

Dan nantinya hasil dari tes soft competence ini akan dicocokan oleh psikolog (ini asumsi saya) saat kita tes wawwancara dan LGD. Karena pasti si psikolog akan mengacu juga dari hasil tes soft kompetensi ini.

Di bagian ketiga, test on the spot essay writing. Waktu yang disediakan hanya 30 menit. Kita disuguhkan materi berupa sebuah permasalahan, dan kita diminta untuk memberikan sebuah solusinya. Kala itu saya mendapat artikel seputar maraknya pembuatan sumur ilegal di aceh, yang mana sumur ilegal ini beberapa kali menelan korban jiwa. Kita diminta pendapatnya bagaimana menyadarkan para penduduk bahwa apa yang mereka lakukan adalah tidak benar. Mulailah saya menerka-nerka apa yang harus ditulis, mungkin ada sekitar 7 paragraf yang saya tulis.

Oiya, kita juga diminta untuk selalu tekan save selama menulis, agar tulisan kita tersimpan dengan baik. Suasana ketika mengetik seru sekali, dimana satu ruangan berisi ratusan orang beramai-ramai ngetik artikel dan suara dari keyboard bener-bener bergemuruh, bagi kalian yang susah fokus karena gangguan suara kalian pasti amat gak nyaman!

ini monitor yang ada nilai skor kita, seluruh peserta nilainya ada di monitor tersebut dan langsung di ranking.

hasil nilai dari para peserta bisa dilihat, bener-bener keren test versi kaya gini.
Skor akhir dari tes TPA saya tertulis di layar 185, saya pun pulang dengan membawa segenggam rasa penasaran, apakah lulus ke tahap berikutnya atau tidak. Setiap soal bernilai 5 poin, jika benar semua maka nilainya 300. Di tempat kami test, skor paling tinggi 255 waktu itu, itu pasti udah lega hatinya dan dijamin lulus deh ke tahap berikutnya. Sejauh yang saya pantau, skor tertinggi ada di surabaya dengan skor 270 (info dari grup WA).

Dan waktu pengumuman pun tiba, seperti biasa grup WA dan telegram sangat ramai saling bertukar kabar siapa yang lulus dan siapa yang belum beruntung. Aku pun tak kalah gugup ketika membuka hasil seleksi, dan ternyata Alhamdulillah aku dinyatakan lulus melaju ke tahap berikutnya.

Banyak yang bertanya, kok bisa pada lulus? kami pun di grup saling berinisiatif merangkum beberapa nilai para peserta, dan menyimpulkan passing grade sebagai berikut:

Beasiswa Magister reguler skor min 180 untuk lolos
Beasiswa Afirmasi skor min 150 untuk lolos

Saya sangat bersyukur bisa lolos, ya walaupun nilainya mepet tapi alhamdulillah bisa melaju ke tahap berikutnya. Di seleksi bagian akhir, akan ada tes LGD dan Wawancara yang sudah menanti. Selidik punya selidik, kami juga inisiatif merangkum berapa jumlah peserta yang lolos ke tahap berikutnya, ternyata setelah dihitung ketemulah angka sejumlah 2200 peserta. Di awal yang pernah saya ceritakan yang lolos tahap administrasi 3900 sekian, dan terpangkas menjadi 2200 sekarang.

Bagiku kini tidak ada lagi persaingan, yang ada adalah bagaimana kita mengalahkan diri kita sendiri. Kursi beasiswa yang disiapkan LPDP sejumlah 2600 dan kini kami 2200 berusaha memantaskan diri menjadi awardee.

Doakan kami semoga menjadi the next awardee.... Amin.

Post a Comment for "3 Jenis Test Yang Harus Kamu Tau di Ujian Seleksi Berbasis Komputer LPDP 2018"