Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Lika-Liku Nyoba Test TOEFL

Jika anda adalah calon pencari beasiswa, banyak hal yang harus anda persiapkan. Salah satunya adalah mempersiapkan ujian TOEFL sebagai bukti kemampuan bahasa Inggris anda.

Toefl bagi para pencari beasiswa pasti sudah sangat populer, karena ini adalah test yang wajib kita taklukan sebagai jalan menacari beasiswa. Di postingan kali ini saya hanya membahas Toefl ITP (institusi), test yang cukup terjangkau bagi ukuran kantong saya. Bedakan yah dengan yang IBT yang bisa mencapai harga 2 juta lebih.



Banyak lembaga pemberi beasiswa mensyaratkan anda harus mengambil tes Toefl sebagai salah satu persyaratannya. Nah, kali ini saya akan ceritakan pengalaman saya ketika mendaftar test Toefl pertama kalinya.

Setidaknya saya harus muter-muter ke beberapa tempat untuk cari tau dimana test Toefl itu berada. Sempat saya tanya ke EF di kota wisata, ternyata mereka tidak membuka test Toefl. Begitu pula mencari di website LIA Cibubur, ternyata juga belum bisa menyediakan tes Toefl.

Hingga akhirnya saya mantapkan saja pergi ke UI untuk test Toefl. Meski jaraknya cukup jauh di Depok dari tempat saya, namun namanya sudah tekad pasti harus dijalani bukan? dan pastinya harus komitmen dengan cita-cita kita. Langsung saja aku browsing mengenai persyaratannya, ternyata cukup mudah untuk dipenuhi. Dan siapkan juga dana sejumlah 475 ribu untuk sekali test.

Proses pendaftaran cukup mudah jika anda males datang ke UI, hanya dengan mengirim email kita bisa ikut daftar test di tanggal yang kita pilih. Pastikan juga pada tanggal itu masih ada kuota untuk ikut test, karena yang ikut test itu bisa ratusan orang di UI. Setelah dinyatakan OK, maka anda tinggal bayar ke rek LBI FIB UI sebagai tanda jadi. Lalu bukti transfer discan dan dikirim via email. Nantinya anda akan mendapatkan email notifikasi bahwa anda sudah terdaftar untuk ikut tes. 

Dalam email itu juga anda akan menerima peraturan dalam mengerjakan ujian Toefl, pastikan anda membawa KTP karena nanti saat test akan diperiksa. Masih ingat dalam ingatan, waktu itu 6 Februari 2016 aku pertama kali menginjakan kaki di UI dan nyari-nyari mana nih FIB. Berkesan sekali karena ternyata UI luar biasa luas banget.

Sampai di fakultas ilmu bahasa saya langsung menuju ke gedung X, tempat dimana ditempel nama kita akan test di ruang mana. Segera saya menuju kesana dan mencari tau posisi dimana tempat saya akan test. Ujiannya sendiri dilaksanakan di gedung V, cari aja gak jauh kok. Karena gedungnya saling berdekatan.

suasana ujian tes
Dulu sebelum mengenal Toefl, sepertinya test ini dibayangan saya terbayang mudah mengingat saya sendiri dari jurusan bahasa Inggris yang sudah cukup familiar dengan test bahasa inggris. Namun ternyata anggapan saya ini salah, nanti akan saya ceritakan kawan bagaimana kagetnya saya melihat score report.

Oiya, pastikan dulu kalian sudah sarapan yang cukup sebelum menjalani test. Karena selama test kalian tidak diperkenankan pergi meski hanya untuk buang air kecil. Apalagi ijin buat makan... Jadi saat itu langsung aku persiapkan makan dulu, ada kantin dan makan secukupnya biar gak kelaperan selama di ruangan.

Masuk kedalam ruangan gedung, ternyata banyak sekali jumlah peserta test nya. Untuk di dalam ruangan test, bisa sekitar 20 orang dalam ruangan tersebut. Sangat representatif menurut saya sebagai lab bahasa, wajar jika ruangan di fakultas ini dipakai untuk ujian Toefl.

Akhirnya test pun dimulai, kita diminta dilarang membuka page berikutnya (sesi tes selanjutnya) sebelum tes yang sedang berlangsung selesai). Jadi jika saat ini sedang listening, maka selesaikan listeningnya terlebih dahulu, baru bisa masuk ke sesi structure. Di sesi listening ini mungkin karena gugup, dan cepet banget pengucapannya dari suara native saya agak lost di awal-awal soal. Baru di pertengahan saya mulai bisa fokus dan tenang dalam menjawab.

Begitu pula dengan tes structure, awalnya gugup karena takut dengan waktu yang tidak cukup. Pokoknya serasa cepat sekali waktu berputar sampai tak terasa sudah masuk di sesi reading. Bacaan teksnya Masayaaa Allah panjang-panjang dan sudah pasti tidak familiar dengan kita. Saya sendiri selama ini baru belajar otodidak saja dalam menaklukan tes toefl, ditambah cari bahan sana sini dari internet biar makin banyak tau jenis soal Toefl.

Kesimpulan dari mengerjakan tes tersebut adalah butuh pemahaman dan manajemen waktu yang tepat. Karena jika terlalu lama kita memikirkan jawaban, maka soal yang lain akan makin numpuk dengan tenggat waktu yang makin limit. Jadi bijaklah dalam mengatur waktu kalian.

Dan di akhir sesi saya merasa kelalahan, ya laper ya mumet habis ngerjain soal sebegitu banyak tanpa ada jeda sama sekali. Hasil ujian bisa diambil sekitar seminggu kemudian. Dan ALhamdulillah dapat skor diatas 500, namun ya tetap masih kecewa karena saya fikir awalnya mudah. Namun, ternyata tes ini benar-benar butuh latihan sampai mahir dan familiar dengan soal.

Post a Comment for "Lika-Liku Nyoba Test TOEFL"